Activity Based Costing & Activity based management

A. Konsep ABC dan ABM

Activity-based Costing (ABC) didefinisikan sebagai sistem costing dimana terdapat biaya FOH yang dialokasikan berdasarkan aktivitas.   Dibandingkan dengan sistem costing tradisional,  ABC lebih akurat dalam penelusuran biaya.  Pada sistem costing tradisional, hanya direct material dan direct labor yang bisa ditelusuri secara langsung ke produk.  Pada ABC selain direct material dan direct labor terdapat biaya-biaya lain yang ditelusuri secara langsung ke produk, bukan ke jumlah produk yang dihasilkan, tetapi ke aktivitas-aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi.

Pada ABC basis untuk mengalokasikan overhead cost disebut driver.  Ada resource driver dan activity driver. Resource driver   adalah basis untuk mengalokasikan biaya suatu resource (sumber daya) ke aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber daya tersebut.  Pada sistem biaya tradisional overhead cost suatu pabrik biasanya dialokasikan berdasarkan jumlah pegawai atau luas bangunan.  Dalam hal ini jumlah pegawai dan luas bangunan disebut sebagai basis alokasi overhead cost.  Pada ABC apabila jumlah pegawai atau luas bangunan digunakan sebagai basis untuk mengalokasikan overhead cost, maka jumlah pegawai dan luas bangunan tersebut dinamakan resource driver.

Activity driver adalah basis untuk mengalokasikan biaya suatu aktivitas ke produk-produk, pelanggan, atau objek biaya final lainnya.  Final maksudnya langkah terakhir dalam proses alokasi biaya produksi.  Adanya bermacam-macam aktivitas yang menjadi basis alokasi biaya inilah yang membedakan ABC dengan metode alokasi biaya tradisional.

ABC mengenali aktivitas, biaya aktivitas, dan driver aktivitas pada empat level agregasi yaitu level unit, batch, produk, dan pabrik.  Biaya level unit adalah biaya yang bertambah seiring dengan kenaikan jumlah unit yang diproduksi. Driver level unit adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.  Semua driver level unit proporsional dengan volume produksi.

Level agregrasi yang lebih tinggi dari level unit adalah level batch.  Batch merupakan kumpulan unit-unit produk yang sama yang dihasilkan pada suatu proses produksi yang sama.  Biaya level batch adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual.  Contoh biaya level batch adalah biaya untuk menyetel mesin (setup cost) dan penanganan material (material handling).  Apabila material dipesan untuk setiap batch, maka biaya pengadaan material termasuk biaya level batch.  Jika produk pertama setiap batch diperiksa, maka biaya pemeriksaan tersebut juga termasuk biaya level batch.  Biaya level batch juga meliputi biaya nonproduksi.  Misalnya apabila produksi berdasarkan pesanan pelanggan, maka biaya pemasaran dan administrasi untuk pesanan tersebut termasuk biaya level batch.  Driver biaya level batch adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Contohnya jumlah setup, setup hours, order produksi dan permintaan material.

Level yang lebih tinggi dari level batch adalah level produk.  Biaya level produk adalah biaya yang terjadi untuk mendukung terciptanya produk-produk yang berbeda.  Biaya-biaya tersebut tidak terpengaruh dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual.  Contohnya adalah biaya desain produk, pengembangan produk, pembuatan prototipe, dan production engineering.  Apabila diperlukan pelatihan bagi pegawai untuk memproses produk tersebut, maka biaya pelatihan itu termasuk biaya level produk.  Apabila terdapat mesin yang khusus dibeli untuk memproses produk tersebut, maka mesin itu termasuk biaya level produk.  Jika terdapat material yang khusus untuk produk itu dan dipesan dalam jumlah besar, tidak terpisah untuk tiap-tiap batch, maka biaya pengadaan material tersebut termasuk biaya level produk.  Selain biaya produksi, ada juga biaya nonproduksi yang termasuk biaya level produk.  Contohnya adalah biaya paten, riset pasar, dan promosi produk.  Driver biaya level produk adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai dengan jumlah jenis produk yang diproduksi dan dijual.  Contohnya jumlah perubahan desain, design hours, jumlah bagian produk.

Level yang paling tinggi adalah level pabrik.  Biaya level pabrik adalah biaya yang diperlukan agar pabrik bisa berproduksi.  Biaya level ini meliputi biaya sewa, depresiasi, pajak bumi dan bangunan, dan asuransi bangunan pabrik.  Driver level pabrik bisa berupa luas lantai, total biaya konversi, jumlah unit, atau total biaya langsung.  Contoh aktivitas, biaya, dan activity driver secara ringkas dapat dilihat pada Tabel.


Activity based management (ABM) adalah penggunaan informasi  yang diperoleh dari ABC untuk meningkatkan kinerja perusahaan.  Sebagai contoh, alokasi biaya ke produk menurut ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memperbaiki penetapan harga.  Contoh lain, ABC memerlukan informasi bagaimana suatu proses dikerjakan secara detail.  Informasi ini membuka peluang bagi manajemen untuk melakukan perbaikan proses produksi atau meningkatkan efisiensi.

B. Implementasi ABC Beserta Perhitungannya

CV Ilyas Ilyasa Bersaudara  memproduksi hanya dua jenis produk yaitu Standar dan Spesial dengan data dan keterangan sebagai berikut:


Pekerja di departemen Produksi menggunakan 1/10 waktu kerja untuk setup mesin dan 1/10 waktu kerja untuk mempelajari keterampilan baru karena perubahan desain.  Pekerja di departemen Rekayasa menggunakan 1/5 waktu kerja untuk setup mesin dan 1/5 waktu kerja untuk perubahan desain.  Pekerja di departemen Umum menggunakan 4/9 waktu kerja untuk setup mesin dan 2/9 waktu kerja untuk perubahan desain.

Berdasarkan data dan keterangan di atas, dapat dihitung biaya setup dan biaya desain yang dilakukan oleh pekerja pada departemen Produksi, Rekayasa, dan Umum sebagai berikut:
  • Biaya setup dari departemen Produksi: 1/10 x 1.500.000 = 150.000
  • Biaya perubahan desain dari departemen Produksi: 1/10 x 1.500.000 = $150.000
  • Biaya setup dari departemen Rekayasa: 1/5 x 1.000.000 = 200.000
  • Biaya perubahan desain dari departemen Rekayasa: 1/5 x 1.000.000 = 200.000
  • Biaya setup dari departemen umum: 4/9 x 900.000 = 400.000
  • Biaya perubahan desain dari departemen umum: 2/9 x 900.000 = 200.000
Formasi activity cost pools:


Perhitungan alokasi biaya produk menggunakan system alokasi Activity Based Costing adalah sebagai berikut: Tarif FOH: Level Batch: 750.000 (FOH) / 75 (jumlah setup) = 10.000 per setup Level Produk: 550.000 / 11 (ubah desain) = 50.000 per ubah desain Level Pabrik:2.100.000 (FOH lain-lain)/50.000 (DLH) =42 per DLH 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spoilage, Rework, Scrap Process Costing (Average dan FIFO)

Process Costing

Spoilage, Rework, and Scrap Job Order Costing